Tentukan Waktu Yang Tepat Untuk Mengajari Calistung

Melaksanakan sesuatu tentunya mesti dipilih waktu yang tepat sehingga bisa berhasil dengan maksimal dan sesuai dengan apa yang menjadi harapan. Demikian halnya dengan mengajari anak untuk membaca, menulis dan berhitung atau yang lebih dikenal dikalangan pendidik dan para orang tua adalah calistung.

Mengajarkan anak untuk mahir didalam membaca, menulis dan berhitung merupakan sebuah hal yang sangat baik. Bagaimana tidak, sebab calistung merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk melangkah dan melanjutkan keterapilan keahlian selanjutnya. Kemampuan calistung pada anak akan memberikan mereka suasana yang berbeda. Mereka akan mampu untuk mencari informasi, menemukan hal yang mereka ingin ketahui, dan tentunya akan mudah menguasai keterampilan lainnya. 

Berhitung merupakan keterampilan dasar yang akan memberikan kemudahan bagi anak ketika mereka dihadapkan kepada sebuah kondisi yang membutuhkan keterampilan matematis. Seperti misalnya ketika anak diminta untuk mengambil sejumlah benda, meminta anak mengurutkan sesuatu dari yang terbanyak hingga terkecil atau sebaliknya. 

Mengajari anak agar mahir dalam calistung membutuhkan waktu yang tepat, sehingga keterampilan yang diharapkan muncul dapat terwujud dengan baik. Jangan sampai membelajarkan anak untuk calistung akan tetapi malah menyiksa anak itu sendiri atau malah membebani mereka karena belum mampu untuk menerima semua materi tersebut. Disinilah peran orang tua dalam menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengajari anak dalam calistung. 

Dalam mengajarkan anak untuk belajar calistung pilihlah waktu yang tapat diantaranya :


1. Jangan mengajarkan calistung saat usia anak dibawah 3 tahun.

Beberapa ahli menyarankan agar para orang tua tidak mengajari anak terlalu dini agar ia mahir dalam calistung. Dengan tingkat usia yang terlalu rendah tersebut maka kemungkinan mereka akan mengalami hambatan. Rasa beban dan tertekan oleh materi yang memang belum mampu dilakukan oleh otak mereka.

2. Perkenalkan calistung pada anak dengan usia diatas 4 tahun.

Para orang tua bisa memperkenalkan calistung setelah usia anak memasuki 5 tahun keatas, barulah mulai perkenalkan pada mereka tentang calistung. Sampaikan hal-hal yang ringan dan mudah. Tentunya peran media pembelajaran juga sangat dibutuhkan. Media buku merupakan faktor utama dalam calistung. Perkenalkan buku dengan sarat akan gambar. Buku yang penuh gambar dan tentunya diiringi dengan cerita sederhana, akan memancing minat dan motivasi mereka dalam belajar. 

3. Dampingi mereka belajar selama 30 menit. 

Calistung lebih ditekankan pada siswa kelas rendah. Untuk itu pemdampingan di rumah bisa dilakukan oleh para orang tua. Pendampingam tersebut cukup dilakukan secara rutin, jangan sampai dalam 6 bulan terakhir anak anda belum membaca kata sederhana.

4. Membaca apapun yang terlihat

Setelah anak berusia 6 tahun dengan pengalaman latihan membaca yang sudah diperoleh maka mintalah kepada mereka membaca apapun yang mereka temukan. Misalnya, ketika anda akan mengajak anak anda untuk jalan-jalan ke swalayan, biarkan ia melatih kemampuan membacanya dengan misalnya membaca produk barang, membaca iklan yang ditemui di jalan, membaca tarif harga dan sebagainya. Dengan memberikan kesempatan seperti itu maka anak akan terbiasa untuk membaca dan ia dapat mempraktikkan keterampilan yang sudah dipelajarinya.

5. Ketika anak sedang belajar calistung, anda pun juga ikut membaca buku

Pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Bila anda sendiri jarang membaca buku, bagaimana mungkin anak anda akn terbiasa pula untuk membaca. Maka dari itu sejak dini anak sudah dibiasakan melihat aktivitas orang dewasa yang sedang membaca. Jangan sampai anak belajar calistung tetapi orang tuanya asik menonton tv atau malah main vidio game. wah tambah runyam jadinya kalau demikian.

Membelajarkan calistung anak sejak dini memang sangat baik akan tetapi orang tua juga mesti memperhatikan tingkat kemampuan anak, usia, situasi dan minat mereka. Kita jangan memaksakan agar anak begitu masuk SD, sudah lancar membaca bahkan sudah mampu membaca surat kabar. Ingat, setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda. Hargai perbedaan tersebut dan tetap terus memacu semangat mereka untuk terus maju. 


Demikian artikel yang kami posting kali ini. Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi kita semua. Harapan kami bagi para pengunjung untuk selalu memberikan masukan terhadap kami, demi kesempurnaan situs ini. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel