Tiga Langkah Dalam Meningkatkan Kecerdasan Anak

Tiga langkah dalam meningkatkan kecerdasan anak - Setiap keluarga pasti menginginkan sang buah hati tumbuh sebagai anak yang cerdas. Tumbuh menjadi anak yang mampu unggul dalam bidang yang digelutinya. Wajar saja bila para orang tua menginginkan sang buah hati tumbuh demikian. Oleh karena itu, para orang tua mulai melakukan hal yang terbaik untuk buah hatinya. Mulai dari memberikan asupan makanan saat kecil, hingga memberikan  layanan pendidikan yang berkualitas.

Terkadang bisa saja harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Kadang para orang tua ada yang mengeluhkan dengan kemampuan buah hati mereka. Padahal kalau kita kaji lebih dalam, setiap anak memang dilahirkan dengan bakat dan kemampuan yang berbeda. Kita harus menyadari hal itu, tugas kita sebagai orang tua hanya bisa memberikan yang terbaik kepada anak kita.


Upaya untuk meningkatkan kecerdasan sang buah hati bukanlah berupa jalan yang singkat dan kilat seperti anda menyeduh mie instan. Padahal membuat mie instant juga memerlukan tahapan yang harus dilalui. Orang tua bisa mengupayakan hal yang terbaik kepada sang buah hati. Semasih anak di dalam kandungan sampai mereka tumbuh menjadi insan yang dibanggakan orang tua.

Memberikan asupan makanan yang baik dimasa kehamilan
Dimasa kehamilan para ibu harus menyiapkan dengan baik kecerdasan anak. Mulailah mengkonsumsi makanan-makanan yang memberikan dampak kepada kecerdasan otak anak. Salah satu dari sumber Ibu-Hamil.id  disarankan ibu hamil mengkonsumsi ikan salmon. Mengapa ikan salmon, karena Salmon mengandung kadar protein dan asam lemak esensial omega 3. Ikan Salmon juga mengandung DHA yang sangat penting dalam perkembangan syaraf otak pada janin. Bagi ibu hamil sebaiknya menghindari mengonsumsi salmon mentah, karena hal ini dapat dimungkinan adanya kontaminasi bakteri pada makanan mentah.
Selain ikan salmon, ibu juga bisa mengkonsumsi buah pisang, buah kurma, sayur bayam, telur, alpukat,  brokoli dan kacang tanah.

Memberikan asukan ASI pada usia emas
Upaya tersebut tidak berhenti sampai anak lahir. Upaya pada tahap selanjutnya adalah perhatian perkembangan kecerdasan anak pada usia emas sekitar 0 – 5 tahun. Pada usia 0 – 2 tahun, anak perlu perhatian dengan memberi asupan nutrisi terbaik.
ASI mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu, memberi perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi yang minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi dengan otomatis merubah komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan bayi. ASI tidak mengandung jenis protein dari benda lainnya, bisa mengurangi kemungkinan yang mengakibatkan bayi terkena alergi. ASI mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi, uji klinis telah membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQ-nya (Intellegencia Quotient) lebih tinggi. Melalui proses menyusui.
Asam lemak esensial masih berperan dalam perkembangan otak anak pada usia berikutnya. Usai masa menyusui, asupan nutrisi berupa DHA dapat diberikan melalui makanan yang mengandung lemak dan protein, vitamin dan mineral. 


Interaksi sosial kepada anak
Meningkatkan kecerdasan pada anak juga bisa dilakukan dengan melakukan interaksi sosial. Para orang tua bisa mengajak anak untuk saling berkomunikasi dan mengajak berinteraksi dengan pekerjaan orang tua. Interaksi disini bukan menyuruh anak bekerja berat tetapi mengajak mereka untuk mengenal lebih jauh terhadap dunia ini. Dengan demikian anak akan bisa melakukan kecerdasan sosial dan emosionalnya.
Perhatian dalam bentuk positif antara lain kasih sayang, memberikan jaminan perlindungan terhadap anak dari tekanan mental (stres) dan trauma. Memberikan kesempatan bergaul pada anak dengan teman sebaya dalam lingkungan kondusif.

Kegiatan belajar yang diberikan juga harus menyenangkan dan tidak membebani anak. Memberikan mereka kesempatan bermain dengan proporsi yang cukup dan mengajak mereka melakukan kegiatan out door jauh lebih baik dari pada hanya menyuruh anak untuk duduk dan belajar di dalam kamar.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel